Score808

“Saya bukan orang jahat” – Byran Coquard minta maaf setelah insiden Jasper Philipsen di Tour de France, tetap didenda dan diberi kartu kuning

Penulis:ace Waktu Terbit:2025-07-09 Kategori: news

## “Saya Bukan Orang Jahat”: Bryan Coquard Minta Maaf Setelah Insiden Philipsen di Tour de France, Tetap Didenda dan Dapat Kartu Kuning**Bayonne, Prancis** – Drama menghiasi etape 4 Tour de France 2024, bukan hanya karena kemenangan Wout van Aert, melainkan juga insiden kontroversial yang melibatkan Bryan Coquard dan pemegang jersey hijau, Jasper Philipsen.

Coquard, sprinter Prancis dari tim Cofidis, dengan berlinang air mata meminta maaf setelah secara tidak sengaja menjatuhkan Philipsen dalam sprint panas menuju garis finish.

Insiden tersebut memaksa Philipsen untuk mengundurkan diri dari balapan, dan Coquard pun harus menerima denda serta kartu kuning dari komite balap.

“Saya benar-benar minta maaf,” ujar Coquard dengan suara bergetar usai balapan.

“Saya tidak bermaksud melakukan itu.

Saya berusaha untuk mendapatkan posisi yang baik, tapi semuanya terjadi begitu cepat.

"Saya bukan orang jahat" – Byran Coquard minta maaf setelah insiden Jasper Philipsen di Tour de France, tetap didenda dan diberi kartu kuning

Saya bukan orang jahat.

“Menurut rekaman video, Coquard terlihat sedikit menyimpang dari jalurnya saat sprint, menyebabkan kontak dengan Philipsen yang berada di sampingnya.

Akibatnya, Philipsen kehilangan kendali dan terjatuh dengan keras.

Meskipun Coquard berhasil menghindari tabrakan yang lebih parah, insiden tersebut tetap merusak peluangnya untuk meraih hasil yang baik di etape tersebut, dan yang lebih penting lagi, mengakhiri balapan Philipsen.

Keputusan komite balap untuk menjatuhkan denda dan kartu kuning kepada Coquard menuai beragam reaksi.

Beberapa pihak berpendapat bahwa hukuman tersebut terlalu keras, mengingat Coquard telah menunjukkan penyesalan yang tulus.

Namun, yang lain percaya bahwa hukuman tersebut diperlukan untuk mengirim pesan yang jelas tentang pentingnya keselamatan dalam sprint.

“Insiden ini adalah pengingat yang menyakitkan tentang bahaya yang melekat dalam sprint massal,” kata analis balap terkemuka, Laurent Jalabert.

“Kecepatannya sangat tinggi, dan ruangnya sangat sempit.

Bahkan kesalahan kecil pun dapat memiliki konsekuensi yang serius.

”Dari sudut pandang saya, sulit untuk tidak bersimpati dengan Coquard.

Dia adalah pembalap yang berbakat dan bersemangat, dan jelas bahwa dia sangat terpukul dengan apa yang terjadi.

Namun, pada saat yang sama, penting untuk mengakui bahwa tindakannya memiliki konsekuensi yang serius.

Kehilangan Philipsen merupakan pukulan telak bagi tim Alpecin-Deceuninck.

Pembalap asal Belgia itu adalah salah satu sprinter terbaik di dunia, dan dia adalah pesaing utama untuk meraih jersey hijau.

Kepergiannya akan mengubah dinamika balapan secara signifikan.

Sebagai penutup, insiden ini adalah contoh klasik dari bagaimana olahraga, bahkan di level profesional, bisa menjadi tidak terduga dan penuh dengan drama.

Sementara Coquard akan terus berjuang di Tour de France, dia akan membawa beban penyesalan dan tanggung jawab atas insiden yang merugikan Philipsen dan timnya.

Kita hanya bisa berharap bahwa insiden ini akan menjadi pelajaran berharga bagi semua pembalap untuk lebih berhati-hati dan bertanggung jawab dalam sprint massal.