Score808

Emma Raducanu Kecam Wimbledon karena Panggilan Garis Elektronik yang ‘Mengecewakan’: ‘Sangat Salah’

Penulis:ace Waktu Terbit:2025-07-06 Kategori: news

## Emma Raducanu Kritik Pedas Sistem “Hawk-Eye Live” Wimbledon: “Sangat Salah!

“**Wimbledon, Inggris** – Emma Raducanu, bintang tenis muda Inggris yang tengah berjuang menemukan kembali performa terbaiknya, melontarkan kritik pedas terhadap sistem *electronic line calling* atau yang dikenal dengan “Hawk-Eye Live” yang digunakan di Wimbledon.

Emma Raducanu Kecam Wimbledon karena Panggilan Garis Elektronik yang 'Mengecewakan': 'Sangat Salah'

Ungkapan kekecewaan Raducanu ini mencuat setelah penampilannya pada hari Jumat lalu.

“Sangat jelas bahwa Emma Raducanu tidak senang dengan sistem *electric line calling* Wimbledon,” demikian pernyataan yang beredar luas di media.

Namun, pernyataan ini jauh dari menggambarkan luapan emosi yang sebenarnya dirasakan oleh sang juara US Open 2021 tersebut.

Menurut sumber yang dekat dengan tim Raducanu, kekecewaan itu bukan hanya sekadar ketidaknyamanan kecil.

Beberapa keputusan kontroversial yang dibuat oleh sistem Hawk-Eye Live selama pertandingan, khususnya pada poin-poin krusial, dinilai telah merugikan Raducanu dan mengganggu konsentrasinya.

“Sistem itu benar-benar salah,” tegas Raducanu dalam komentar singkatnya kepada beberapa wartawan setelah pertandingan.

“Beberapa panggilan [keputusan] sangat meragukan dan mempengaruhi jalannya pertandingan.

“Hawk-Eye Live, yang menghilangkan kebutuhan akan *line judge* manusia dengan menggunakan kamera dan perangkat lunak untuk secara otomatis menentukan apakah bola masuk atau keluar, memang dirancang untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi.

Namun, insiden ini memunculkan pertanyaan serius tentang keandalannya, terutama dalam kondisi lapangan yang berbeda-beda dan sudut pandang kamera yang kurang ideal.

Penggunaan teknologi dalam olahraga memang selalu menjadi topik perdebatan.

Di satu sisi, teknologi menjanjikan keadilan dan akurasi yang lebih tinggi.

Namun, di sisi lain, hilangnya unsur manusiawi dan potensi kesalahan teknis dapat menimbulkan frustrasi dan ketidakpercayaan.

Kritik Raducanu ini bukan tanpa dasar.

Beberapa pengamat tenis juga mengamati adanya inkonsistensi dalam sistem Hawk-Eye Live selama turnamen Wimbledon tahun ini.

Beberapa panggilan yang terlihat jelas masuk atau keluar justru dinyatakan sebaliknya oleh sistem, menimbulkan kebingungan dan kontroversi di kalangan pemain, pelatih, dan penggemar.

Meskipun Raducanu tidak memberikan detail spesifik tentang poin-poin kontroversial yang dialaminya, jelas bahwa insiden ini telah meninggalkan bekas yang mendalam.

Pertanyaannya sekarang adalah, apakah Wimbledon akan menanggapi kritik Raducanu ini dengan serius dan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem Hawk-Eye Live mereka?

Terlepas dari kontroversi ini, Raducanu perlu fokus untuk meningkatkan permainannya.

Kritik terhadap teknologi adalah satu hal, namun performa di lapangan tetap menjadi prioritas utama.

Semoga, insiden ini justru menjadi motivasi bagi Raducanu untuk bangkit dan membuktikan bahwa dia adalah pemain yang tangguh dan berpotensi menjadi bintang dunia.

Wimbledon, sebagai salah satu turnamen tenis paling bergengsi di dunia, memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa teknologi yang digunakan memberikan keadilan dan akurasi yang optimal bagi para pemain.

Kasus Raducanu ini menjadi pengingat bahwa teknologi, secanggih apapun, tetap membutuhkan pengawasan dan evaluasi yang berkelanjutan.